Laman

Sabtu, 24 Juli 2010

hampa

kehampaan dari sudut hatiku mulai menjamah ke permukaan.

bahkan untuk setiap nafas yang aku hembuskan masih saja melafaskan kehampaan.

ketika disekeliling begitu riuh gaduh.

aku terjebak dalam diamnya kehampaan yang begitu dalam.

sebegitu berartikah dirimu wahai kekasih sampai merongrong setiap detik hentakan jantungku?

seberapa dalam bait-bait kasihmu merayap akan hatiku?

sejenak aku dalam kebingungan.

mengapa hal seperti ini menghampiriku?

bukankah aku pernah berikrar untuk tak menhindahkan mu lagi barang sedetikpun.

ikrar yang begitu lantang ku ucapkan.

agar seberapapun upaya mu mengoyahkan aku tetap pada ikrar sekuat batu karangku itu

lalu kemana semua itu?

sebegitu lemah kah aku hingga tak bisa lagi bertahan pada pegangan yg kuagungkan itu.

yang kuanggap lebih kokoh dari karang di lautan.

kini aku dalam kehampaan.

aku hampa.

aku hampa sedalam dalam hampa yang ada

apa kau tahu itu?

ketika ku tapaki jalan ini mereka menatapku dengan tatapan yg begitu dangkal.

kau pasti tau aku tak suka itu.

sebegitu berharganya kah dirimu untukku sampai dunia mencibirku.

aku tak benar-benar mengerti rasa macam apa yg telah kau berikan.

ketika mulai memudar kehampaan macam ini yg justru melandaku.

berikan aku penawar atas hampa yang telah tercipta.

aku tak ingin berlama-lama berkubang dalam kehampaan.

yang kian lama kian pasti menggerogotiku sampai habis.

mulai mengiris-iris nadiku dengan pisau tajam.

oh sungguh tak terperih lagi.

aku tak mau benar-benar tak mau.

bisakah kau bawakan penawarnya untuku.

walau aku harus melanggar ikrar yang dengan lantang kubuat itu.

segeralah kau datang dan bawa penawarmu.

aku masih menantimu di tempat biasa, dimana dulu kita acap kali bertemu.

tapi aku tak kuat menanti lama.

jika kau tak kunjung datang, maka aku berupaya mencari penawar di tempat lain.

sungguh aku hanya ingin terbebas dr rasa ini saja.

jauh di lubuk hati terdalamku aku benar-benar berharap kaulah yang akan membawa penawar itu.

tp kau tahu seberapapun besar keinginanku akan mu.

jauh lebih dalam lagi rasaku untuk terbebas dr kehampaan ini.

maka biarlah tuhan memberikan kuasanya atas waktu.

yang kian pasti akan menjawab tiap asa yang terlanjur kulabuhkan pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar