Laman

Sabtu, 09 April 2011

balada cita-cita

tiba-tiba gue dapet inspirasi buat nulis mengenai cita-cita gue jaman gue masih labil dan *imut (* masih sampe sekarang kalo imutnya). pada masa itu dikala bunga-bunga ditaman bermekaran dan burung burung berkicauan dengan begitu merdunya, gue seorang anak manis, lugu , dan polos yang gemar menyiram bunga dan selalu merapikan tempat tidur. mempunyai beberapa cita-cita yang sangat gue banggakan. dan gue rasa cita-cita gue ini menimbulkan rasa galau yang teramat sangat, soalnya jaman gue SD gue sempet berapa kali tuker cita-cita. kegalauan gue dalam menentukan cita-cita ini sangat berperan penting dalan tumbuh kembang psikologis gue selanjutnya. itulah mengapa, gue sering banget tuker cita-cita. tapi kali ini yang akan gue bahas cuma cita-cita gue yg gue anggap paling brilliant diantara cita-cita gue yang lain.

kita mulai dari cita-cita pertama gue kala itu. gue sempet punya cita-cita jadi atlet senam ritmik. senam ritmik itu sejenis olahraga yang sangat mengandalkan kelenturan tubuh. pada kala itu gue ngerasa kalo jadi atlet senam ritmik itu keren banget selain bisa nari-nari indah di atas papan, gue juga bisa muter-muter meliuk-liuk sesuai irama. dan gue jamin liukan itu lebih keren dari pada liukan penari ular manapun.

jaman itu gue emang suka nonton acara seagames, olimpiade dan berbagai acara sejenisnya. diacara itu ditayangkan gadis-gadis belia yang lagi lomba senam ritmik. dan lagi-lagi gue terpukau, terpana, terlena, terngaga menyaksikan orang-orang bersenam ritmik itu. menurut gue orang-orang yang senam ritmik itu begitu memukau dan atas dasar itulah gue sempet bercita-cita menjadi atlet senam ritmik. gue berjanji dengan diri gue sendiri kalo gue akan menjadi atlet senam ritmik yang budiman. dan dari sekian banyak gerakan yang ada ada pada senam ritmik itu yg gue bisa cuma 2 gerakan yaitu kayang (*dengan usaha yang ruaaaarr biasa maksa) dan split (gue juga agak ragu pada masa itu kenapa gue bisa split). seiring berjalannya waktu keinginan gue buat jadi atlet senam ritmik kian memudar karna gue udah mulai ngelirik balet.

balet dan senam ritmik gue rasa sih masih sodaraan semacam kakak beradik kalo boleh gue bilang soalnya sama-sama mengandalkan kelenturan. dan si balet inilah yang mulai membuat gue berpaling dr senam ritmik. balet mulai meracuni pikiran gue dan lambat laun mulai menggerogoti senam ritmik dr pikiran gue. dan membuat cite-cita gue menjadi atlet senam ritmik yang budiman mulai luntur seiring berjalanya waktu. cita-cita gue buat jadi atlet senam ritmik emang udah memudar tapi dilubuk hati gue yang paling dalam sampe saat ini gue masih berharap, jikalau suatu saat nanti gue bisa menjadi seorang balerina atau atlet senam ritmik. karena jauh di dalem sanubari gue, gue yakin kalo gue ini berjiwa balerina atau atlet senam ritmik sejati. sekian dulu cerita gue tentang cita-cita lain kali gue sambung deh soalnya masih ada cita-cita gue yang lebih fantastis yang menanti untuk di ceritakan. -sekian dan trims-