mungkin kata-kataku terhadapmu membuat kau kecewa
betapa wanita yg selalu kau campakkan ini bisa dengan lantang menghardik setiap derai ucapmu
betapa wanita yg diam ini menumpahkan segala kepenatan atas cercaanmu
hei boy jangan kau pikir dalam diam ku selama ini aku tak merasa
aku merasa begitu dalam setiap goresan kata yg kau tusukan di ulu hatiku
kau tak akan mengerti betapa sakitnya ketajaman pisau lidahmu itu
dalam kebisuanku atas lisan mu itu
aku brpikir betapa bodohnya aku
membiarkan pisau mu menari-nari diatas luka yg sudah tertoreh dalam
aku mencoba membalut luka itu dengan perban seadaku
tapi kau tau seberapa kuat aku mencoba membalut luka ini
justru semakin kau perdalam dengan sayatan-sayatan teratur seolah telah kau persiapkan
bukan aku tak berusaha boy
segala usaha telah ku kerahkan
bahkan aku tutupi luka menganga ini di depan mu dan komplotanmu itu
boy aku wanita!
aku wanita!
kau dengar ini aku wanita!
sama seperti dia, kekasihmu yg selalu kau belai lembut rambutnya ketika sedang berduka.
kau lupa itu.
hatiku sama halusnya dengan hati wanita manapun.
aku sama rapuhnya dengan batang-batang ketegaran wanita manapun
aku bukanlah tipe teman yg tega membicarakan kebusukanmu itu pada orang banyak
ini lah caraku
memakimu dengan lantang tepat didepan mukamu
itulah caraku membuat kau menganga tak percaya
bahwa wanita yg kau permainkan dengan ucapan2 pahitmu itu
telah tak kuasa memegang kendali atas hatinya
yang telah terbalut puluhan bahkan ratusan lapisan perban
untuk menutupi luka mendalam yg selalu dipendam
ingat hati wanita yang telah tersayat
tak mungkin lagi bisa kembali seperti semula
kebentuk dimana tajamnya lidah belum menyentuh relung2 terdalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar